> “Budget besar tapi hasil video pakai AI? Dana sebesar itu mending untuk pelatihan polisi,” sindir akun @war*net_k.
Sempat beredar pula klaim bahwa video tersebut merupakan hasil karya seorang pekerja magang di Mabes Polri. Namun, hal ini langsung dibantah oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho.
> “Bukan. Enggak ada,” tegasnya saat ditemui di Hotel Gran Mahakam, Senin (22/6).
Kontroversi makin meluas setelah unggahan tersebut mendapat sorotan dari fitur Community Notes Twitter dan Grok, AI milik Elon Musk. Keduanya memberikan penilaian kritis terhadap isi video, memperkuat persepsi publik akan ketimpangan antara narasi resmi dan kondisi faktual.
Respons Netizen Hampir Sepenuhnya Negatif
Berdasarkan pantauan tren digital:
Rasio komentar negatif mencapai 99% dibanding pujian
Jumlah dislike jauh melampaui like
Viral di berbagai grup WhatsApp dan menjadi topik hangat di Twitter/X dengan nada kritik tajam
Mengapa Video Ini Dianggap Problematis?
Berikut sejumlah alasan yang dikemukakan netizen dan pengamat digital:
Tidak autentik: Visual AI dinilai tidak mewakili pengalaman dan aktivitas nyata polisi
Terkesan mengada-ada: Gaya futuristik dianggap berlebihan dan menjauhkan dari esensi pelayanan publik
Isu keuangan: Muncul pertanyaan soal efektivitas dan transparansi pengeluaran anggaran video
Tidak tepat waktu: Dirilis di tengah berbagai isu pelayanan publik dan kepercayaan terhadap institusi
Dampak terhadap Citra Institusi
Pakar komunikasi publik menilai, alih-alih memperkuat citra, video ini justru membuka keran kritik lebih luas terhadap Polri.
