LOCUSONLINE, GARUT – Situ Bagendit kembali jadi panggung megah para pejabat, kali ini dengan tamu kehormatan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Dalam kunjungan kerja penuh retorika di Kecamatan Banyuresmi, Kamis (17/7/2025), Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu menyampaikan rencana pembersihan danau sebagai bagian dari program TNI. Tak tanggung-tanggung, janji perubahan “dalam waktu empat bulan” pun digaungkan.
Dalam acara yang lebih mirip konferensi elite ketimbang kerja nyata, Jenderal Maruli menjanjikan bahwa danau yang kini dihuni lebatnya eceng gondok dan teratai itu akan disulap jadi tempat rekreasi dan konservasi. Ia membanggakan keberhasilan program serupa di Danau Toba dan Tondano, dan optimis Bagendit pun bisa ikut naik kelas — tentu, jika tak hanyut lagi dalam birokrasi.
“Kita bisa bersihkan 100 hektare dalam empat bulan di Tondano. Di sini lebih kecil, mestinya lebih cepat,” ujar sang Jenderal, seolah melupakan bahwa perbandingan geografis dan kapasitas daerah bukanlah soal matematika semata.
Sebagai bagian dari pertunjukan alat berat dan jargon teknis, empat paket alat berat – terdiri dari ponton dan konveyor – dijanjikan segera diterjunkan. Seolah Situ Bagendit adalah halaman belakang markas besar, bukan danau publik yang selama bertahun-tahun dibiarkan membusuk oleh administrasi yang saling lempar tanggung jawab.
Tak mau ketinggalan panggung, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga turut melontarkan peringatan ala ultimatum pada Bupati Garut. Jika tak becus mengelola Bagendit hingga tahun 2026, maka provinsi akan ‘menarik kembali hak kelola’. Bahasa halus dari: “Kalau kamu gagal, kita rebut.”
