“Kami siapkan makanan dari UMKM,” ujar Maula Akbar. Tapi dari siapa anggarannya? Siapa penyelenggara sah? Mengapa mantan pejabat yang anaknya jadi mempelai justru mengaku tak tahu?
Dedi Mulyadi mengelak keterlibatan langsung. Sebuah strategi komunikasi lama: ketika sukses dipuja, ketika ribut ditinggalkan.
Sementara itu, warga hanya bisa menikmati sisa-sisa euforia pesta, tanpa kepastian siapa yang sebenarnya jadi tuan rumah dari jamuan 5.000 porsi ini.
Ketika Pesta Jadi Panggung, dan Panggung Tanpa Sutradara
Bagi sebagian warga, acara ini memang hiburan langka: makan gratis, nonton sepuasnya, dan tertawa—tanpa harus tahu siapa membayar semua itu. Tapi bagi pengamat kebijakan publik, ini adalah fragmen ironis dari demokrasi selebratif yang gemar menyulap pesta pribadi menjadi panggung pencitraan massal.
Dan ketika semua ditanya siapa dalangnya, jawabannya selalu sama: “Saya tidak tahu.” (Bhegin)
Baca Juga:
