LOCUSONLINE, GARUT – Di tengah riuh duka atas tragedi pesta rakyat yang menelan nyawa tiga orang, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memilih tampil di media sosial, bukan untuk menyampaikan empati mendalam, melainkan klarifikasi soal… menu makanan. Senin, 21 juli 2025
Melalui akun TikTok resminya, Dedi Mulyadi memaparkan alasan di balik kemunculan ragam kuliner khas Jawa Barat dalam resepsi pernikahan putra sulungnya, Maula Akbar, dengan Putri Karlina. Alih-alih menyinggung soal keamanan dan keselamatan publik yang terabaikan, sang Gubernur justru fokus meluruskan kabar soal logistik jamuan.
“Semua makanan dibayar, bukan kiriman atau sumbangan,” ujarnya dengan santai dalam video tersebut, sembari ditemani figur perempuan yang disebut sebagai Nyi Hyang, dalam rangka menyambut hari jadi Purwakarta.
Dalam pernyataannya, Dedi menyebut kehadiran makanan dari berbagai daerah di Jawa Barat sebagai bentuk “kecintaan budaya” sekaligus langkah “pemberdayaan ekonomi lokal”. Namun, ia tidak menyinggung soal bagaimana pesta rakyat itu justru menjadi “pesta terakhir” bagi tiga korban jiwa, termasuk seorang anggota polisi.
Baca Juga : Tiga Nyawa Jadi Korban, Tapi Tak Ada yang Tanggung Jawab: “Pesta Rakyat” atau Perangkap Rakyat ?
Dedi Mulyadi berdalih bahwa pemesanan makanan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kuliner daerah, walau di sisi lain, tidak ada penjelasan transparan soal anggaran, penyelenggara, atau tanggung jawab atas kelalaian yang menyebabkan korban.
“Nilainya tidak besar,” ungkapnya soal anggaran makanan. Namun, nilai nyawa yang hilang nyaris tak terdengar dalam penjelasannya.
