LOCUSONLINE, GARUT – Setelah dua hari bungkam pasca tragedi yang merenggut tiga nyawa dalam acara pesta rakyat di Pendopo Garut, pasangan pengantin elit, Maula Akbar (putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi) dan Putri Karlina (Wakil Bupati Garut), akhirnya muncul ke publik. Bukan untuk menjelaskan secara utuh tanggung jawab mereka, melainkan untuk menyampaikan maaf—dan membantah narasi makan gratis.
“Kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak kami harapkan,” ucap Maula dalam konferensi pers terbatas yang tampak lebih seperti klarifikasi korporat ketimbang penyesalan manusiawi.
Putri pun menambahkan, “Dari lubuk hati terdalam, saya menghaturkan duka dua hari setelah hari paling bahagia dalam hidup saya.”
Pernyataan yang terdengar seperti eufemisme atas nyawa rakyat yang terinjak demi kemeriahan pesta elite.
Baca Juga : Hajat Elite Ala Dedi Mulyadi, Nyawa Rakyat Jadi Tumbal: Makan Gratis Berujung Tragis di Pendopo Garut
Bukan Acara Resmi, Hanya Balakecrakan
Maula membantah adanya agenda makan siang gratis. Menurutnya, makanan yang dibagikan hanyalah sisa dari resepsi. “Daripada tidak termakan,” katanya, “ya sudah dibagikan saja kepada warga.”
Putri Karlina turut menyanggah bahwa pembagian makanan itu merupakan acara resmi. “Tidak ada pengumuman makan gratis. Tidak pernah kami umumkan. Biarkan saja mereka yang datang mengambil,” ujarnya.
Namun, fakta di lapangan berkata lain. Ribuan warga menyerbu lokasi sejak siang hari, Jumat 18 Juli 2025, berharap dapat menikmati hidangan yang diyakini disediakan untuk rakyat. Desakan dan kekacauan pun pecah. Akibatnya, 26 orang luka-luka dan tiga nyawa melayang:
