“Peringatan haul telah menjadi tradisi tahunan yang menenteramkan batin kolektif, tapi sayangnya meninabobokan akal sehat kebijakan. Kita meneladani yang telah berpulang, sambil terus membiarkan yang hidup berjalan tanpa bimbingan nyata. Umat tak hanya butuh doa, tapi juga keberanian untuk hidup dengan nilai yang diperjuangkan sang tokoh tanpa harus menunggu haul berikutnya”
LOCUSONLINE, GARUT – Ketika geliat umat ditelan persoalan struktural, dan para santri masih berjibaku dengan genteng bocor dan kitab fotokopian, Pemerintah Kabupaten Garut kembali menunjukkan dedikasinya: menghadiri haul demi haul, mendoakan yang wafat sembari membiarkan yang hidup berjalan tanpa arah pembinaan.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, dr. Maskut Farid, dengan penuh hikmat menghadiri Haul ke-16 KH. Ulumuddin Bannani, pendiri Pondok Pesantren Al-Huda, Kamis (24/7/2025). Acara berlangsung di Jalan Otista, Tarogong Kaler lebih dikenal sebagai zona lalu lintas macet tahunan karena parkir undangan yang berderet hingga gang sebelah.
Dalam pidatonya, Maskut mengingatkan pentingnya mengenang jasa tokoh agama.
”Acara haul juga menjadi ajang untuk mengenang jasa, kebaikan, dan keteladanan dari tokoh yang diperingati, serta mengambil pelajaran dari kehidupan mereka,” ujar Maskut.
Sayangnya, kalimat tersebut belum dilengkapi dengan program konkret: bagaimana menerjemahkan nilai-nilai tokoh menjadi kebijakan publik yang berpihak pada pesantren dan pendidikan akhlak, bukan hanya sekadar sambutan podium.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”