“Di negeri yang penuh peringatan dan minim pencegahan, rumah rakyat kecil akan terus berguguran satu demi satu. Negara baru akan datang setelah genteng terakhir jatuh, dengan kamera dan bantuan sembako. Sementara itu, hujan terus turun… dan rakyat terus menambal atap pakai doa dan plastik bekas kampanye”
LOCUSONLINE, CIAMIS — Musim hujan belum juga usai, tapi musim runtuh rumah warga terus berjalan. Kali ini, giliran rumah Ibu Nani di Desa Cigayam, Banjaranyar, Kabupaten Ciamis yang ambruk sebagian. Bukan karena gempa, bukan karena longsor, tapi karena usia bangunan yang lebih renta dari sistem tanggap darurat itu sendiri. Jumat, 25 Juli 2025
Tak ada korban jiwa, katanya. Hanya rumah yang menyerah pada realitas hidup sebagai bagian dari rakyat kecil: dilupakan saat berdiri, diperhatikan ketika rubuh.
Menurut BPBD, kejadian ini telah “ditangani” bentuk kata kerja pasif yang menggambarkan kecepatan gerak birokrasi kita. Setelah laporan masuk, barulah tim turun, melakukan asesmen, mencatat kerusakan, dan seperti biasa: memberi bantuan ala kadarnya. Potret kepedulian negara yang selalu datang dengan satu kalimat sakti, “Semoga meringankan beban.”
Baca Juga : Statistik Turun, Rakyat Bingung: Ketika Kemiskinan Disulap Jadi Optimisme
100 Prajurit Lawan Gulma: Ketika Eceng Gondok Jadi Musuh Negara
Namun beban sesungguhnya justru makin berat: rumah sudah tak layak huni, masa depan bergantung pada plastik terpal dan doa pengganti atap.
“Bantuan ini wujud kehadiran pemerintah,” ujar Kalakhar BPBD, Ani Supiani. Sebuah pernyataan standar, terdengar manis namun menggantung, sebab tidak dijelaskan apakah kehadiran itu sekadar meninjau reruntuhan, atau benar-benar membangun kembali harapan.
Tak lupa, BPBD mengimbau warga waspada sebuah kalimat rutin yang selalu diucapkan tanpa perubahan struktur kalimat sejak puluhan dekade lalu. Warga disarankan hati-hati jika tinggal di rumah tua, tanpa disertai solusi konkrit apa yang harus dilakukan selain menunggu ambruk seperti rumah Ibu Nani.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”