LOCUSONLINE, GARUT – Dalam semangat ziarah birokratik yang dibungkus istilah “kunjungan kerja,” Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, bersama rombongan pejabat dan pemegang pena anggaran, bertolak ke Brebes bukan untuk wisata kuliner, melainkan menyerap aura mistis dari lumbung bawang merah nasional, Kamis (24/7/2025).
Langkah ini disebut-sebut sebagai “strategi canggih” Pemkab Garut dalam mengejar ketertinggalan pertanian. Ya, karena memang lebih mudah studi banding ke luar daerah ketimbang membenahi data petani lokal yang berantakan, pupuk langka, dan harga panen yang kerap membuat petani menangis lebih dari saat mengupas bawang.
Setibanya di Sekretariat Daerah Brebes, rombongan disambut hangat dan langsung digiring ke Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari. Di sana, mereka menyaksikan ‘keajaiban’ bagaimana Brebes mampu mengolah bawang merah dari benih hingga meja makan tanpa dibumbui janji-janji musiman.
“Luar biasa! Brebes ini seperti kiblat bawang nasional. Kami datang ingin belajar, menyalin, dan mudah-mudahan tidak salah cetak ketika menyalurkan anggaran nantinya,” ujar Syakur, dengan gaya pidato yang lebih cocok di ruang seminar daripada ladang.
Menurut data Dinas Pertanian Brebes, wilayah ini menguasai sekitar 60% pasokan bawang merah Jawa Tengah. Dengan luas tanam lebih dari 26 ribu hektare dan produksi 409 ribu ton per tahun, Brebes layak dijadikan ‘contohan nasional’. Tapi apakah Garut akan bisa meniru keberhasilan ini? Atau hanya meniru dokumentasinya?

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”