Pemkab Garut, yang dikenal gesit dalam mengadakan kunjungan namun lambat dalam eksekusi kebijakan, berencana mengadopsi pendekatan BUMP. Bahkan, katanya, akan dikirimlah “petani muda” Garut untuk belajar langsung di tanah Brebes. Sebuah program mulia asal tidak berujung pada “magang yang tak berujung” atau pelatihan yang lebih banyak selfie ketimbang cangkul.
“Kita akan uji coba,” ujar Syakur. Kalimat yang terdengar familier bagi rakyat kecil setiap kali janji perubahan dilontarkan. “Potensi ekonominya menjanjikan,” tambahnya, meski para petani lokal lebih sering menjanjikan uang pinjaman ke koperasi karena hasil panen tak seberapa.
Wakil Bupati Brebes, Wurja, pun ikut menabuh genderang harapan. Ia menyambut baik kunjungan itu, seraya berharap lahirnya sinergi antardaerah. Tapi sinergi macam apa yang bisa lahir, jika rumah sendiri belum dibereskan?
“Brebes terbuka berbagi. Tapi jangan hanya datang, foto, lalu pulang dengan laporan penuh lampiran dan minim aksi,” kata Wurja, mungkin dalam hati.
Garut memang tampaknya sedang berburu ilham. Tapi apakah ilham bisa dipanen seperti bawang? Atau akan terus jadi narasi manis dalam laporan kegiatan, lengkap dengan dokumentasi senyum pejabat di tengah ladang orang? Kita tunggu musim panen atau musim anggaran berikutnya. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














