“Semoga ini menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus,” harapnya. Sebuah kalimat yang menyimpan optimisme, meski dibalut keprihatinan.
Di tengah sorotan lampu kamera dan sambutan hangat dari pejabat, terselip ironi bahwa para guru ngaji pendidik moral dan agama di lapisan masyarakat bawah masih harus membangun sendiri ruang geraknya, sembari tetap mengajar dengan gaji seadanya. Sementara negara, seperti biasa, hadir tepat waktu saat peresmian.(Suradi/Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”