“Kisah beras 10 kilo yang mengecil sebelum sampai meja makan. Di negeri ini, tak hanya uang dan kekuasaan yang bisa menyusut diam-diam beras pun kini bisa ikut-ikutan lenyap tanpa jejak. Yang jelas, rakyat tetap kenyang. Bukan oleh beras, tapi oleh janji dan klarifikasi”
LOCUSONLINE, GARUT – Di negeri agraris yang katanya gemah ripah loh jinawi ini, distribusi beras bantuan justru menghadirkan misteri baru. Bantuan pangan berupa beras 10 kilogram yang mestinya mengisi dapur warga miskin di Kabupaten Garut, khususnya di Kecamatan Cisompet, malah menyusut di perjalanan. Ajaibnya, sampai di tangan penerima, beratnya hanya tinggal 7 sampai 8 kilogram. Sisanya? Entah ke mana. Mungkin menguap bersama semangat transparansi.
Polres Garut langsung pasang telinga. Kasatreskrim AKP Joko Prihatin, yang namanya cukup relevan dengan kondisi ini, mengaku sudah mengendus aroma dugaan pemotongan berat bantuan meski belum ada laporan resmi dari warga. “Belum ada yang melapor, tapi ini temuan kami,” katanya, seperti detektif yang menyelidiki kasus hilangnya kilogram demi kilogram beras rakyat.
Baca Juga : “Beras ‘Diet’ Bantuan Pemerintah: Timbangan Menyusut, Prosedur Menggembung
Warga Cisompet, yang semula senang menerima bantuan, kini justru kebingungan menghitung sisa beras. “Katanya 10 kilo, kok cuma segini?” adalah pertanyaan yang lebih sering terdengar daripada ucapan terima kasih. Beberapa bahkan menyamakan kejadian ini dengan trik sulap: beras lenyap tanpa jejak.
Sementara itu, Sekda Garut Nurdin Yana mencoba menenangkan suasana. Ia menyebut kalau memang berasnya kurang, ya tinggal lapor ke Bulog. “Kalau laporan dalam tiga hari, insyaallah diganti,” ujarnya penuh keyakinan, seolah sistem pengaduan itu bukan perkara ribet bagi warga desa yang seringkali lebih akrab dengan cangkul daripada formulir pengaduan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”