Baca Juga : 13 Kecamatan di Garut Lolos Ujian Belanja, Gagal di Matematika Pertanggungjawaban
Tak hanya berhenti di meja rapat, pemerintah juga merancang edukasi intensif kepada guru dan pihak sekolah. Mereka kini punya peran ganda: mendidik dan menjadi detektif kuliner. Siapa tahu di antara gorengan ada yang menyelundupkan zat adiktif.
Sementara itu, Kepala BBPOM Bandung, I Made Bagus Gerametta, datang membawa kabar gembira. “Garut jadi salah satu dari tiga daerah di Jabar yang kami ajukan ke pentas nasional. Dua sekolah di sini bahkan sudah menyabet gelar juara pengawas jajanan terbaik,” ujarnya, seolah Garut baru saja memenangkan olimpiade internasional.
Pencapaian ini tentu luar biasa, mengingat masih banyak anak-anak yang tumbuh besar dengan ‘micin rasa cinta’ dan es lilin warna ungu tanpa label. Tapi semua bisa berubah, jika edukasi terus digencarkan dan inspeksi mendadak jadi rutinitas.
Kini, tinggal menunggu waktu. Apakah Garut akan naik podium nasional sebagai “Kabupaten Paling Peduli Perut Anak” atau kembali tenggelam dalam kolam saos cuka murahan?.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”