Baca Juga : Usai Dibuka Presiden, Esoknya KDMP Ditutup Mitra: Sponsor Tersinggung, Koperasi Tersandung
Akta Dibagikan, Mimpi Dimulai: KDMP Diteken, Kemitraan Siap Hadir, Manajemen Masih Absen
Pasca peluncuran, beberapa koperasi langsung “bergerak” katanya menyediakan sembako murah, akses kredit rakyat, hingga apotek mini dengan stok obat dari Kimia Farma. Tapi pertanyaan yang bergulir di warung kopi desa: berapa lama koperasi ini akan bertahan sebelum berubah fungsi jadi “warung elite lokal”?
Misi Kopdes Merah Putih terdengar mulia: kolaborasi BUMN, pendampingan profesional, digitalisasi ekonomi desa. Namun dalam praktiknya, rakyat sering kali cuma kebagian seremoninya. Selebihnya, tinggal menunggu jadwal audit atau penangkapan.
Apakah koperasi ini akan benar-benar menjadi alat pemberdayaan rakyat desa? Atau sekadar etalase politik yang mewah tapi kosong isi?
Dalam sejarahnya, koperasi di negeri ini sering dijadikan tameng moral, tapi jarang disentuh serius dalam kebijakan anggaran. Jangan sampai, Merah Putih di nama tinggal simbol, sementara praktiknya masih dominan abu-abu.
Sementara rakyat terus menunggu, apakah koperasi ini benar-benar untuk mereka, atau hanya panggung lain yang disiapkan menjelang 2029.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”