Status darurat ini bukan yang pertama. Sebelumnya, dari November 2024 hingga Mei 2025, Garut juga hidup dalam bayang-bayang bencana. Ketika itu, ancaman datang dari hujan. Lalu beralih sebentar ke siaga kemarau. Kini, kembali lagi ke siaga hujan, seperti episode sinetron yang tak kunjung tamat.
“Sudah ditetapkan lagi, nyambung lagi,” ujar Aah, dengan nada pasrah yang barangkali mewakili banyak warga Garut: pasrah pada cuaca, pasrah pada alam, pasrah pada kebijakan yang berulang namun tetap terdengar penting.
Dan tentu, pembiayaan semua siaga ini bersumber dari APBD, serta sumber lain yang sah—mungkin termasuk doa warga yang berharap hujan tak turun saat tanah sudah mulai rapuh.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”