“Di atas panggung, festival ini memamerkan bakat muda yang patut dibanggakan. Tapi di balik layar, pertanyaan publik tetap sama: apakah komitmen dana yang dijanjikan akan benar-benar terealisasi? Atau denting rebana ini hanya pengiring bagi orkestra politik yang dimainkan di tahun anggaran?”
LOCUSONLINE, GARUT – Festival Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI) Kabupaten Garut di Gedung Graha THS Putra, Sabtu (9/8/2025), berlangsung meriah. Rebana dipukul, vokal gambus dilantunkan, dan panggung dihiasi tepuk tangan. Di sela gemerlap seni religius itu, Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, melempar janji manis: Garut siap menjadi tuan rumah Festival LASQI tingkat nasional.
Namun, di balik semangat “mengharumkan nama daerah”, terselip realitas yang lebih membumi: kesiapan itu bergantung pada alur birokrasi dan tebalnya anggaran.
“Mangga ikuti alurnya seperti apa… dana disiapkan sekiranya cukup, dibantu pihak lain,” ucap Bupati, menegaskan bahwa gendang ambisi tidak akan berbunyi tanpa modal yang nyata.
Baca Juga : Air Keruh, Janji Bening: Ketika Limbah Dapat Panggung, Tapi Bukan Solusi
Kisruh PDAM: Kemendagri Main Aman, Balas Budi Bupati Garut Jadi Prioritas
Ketua DPD LASQI Garut, Iden Sambas, mengungkap peserta festival membeludak klaim yang terdengar menjanjikan bagi masa depan seni qasidah.
”Alhamdulillah peserta yang mengikuti lomba ini membeludak, banyak sekali dan mudah-mudahan acara ini bisa menjadi tolak ukur,” ujarnya.
Tapi di mata pengamat budaya, angka partisipasi hanyalah satu sisi cerita. Sisi lainnya adalah bagaimana event ini berpotensi jadi ajang pencitraan politik, apalagi di tengah tahun-tahun hangat menuju kontestasi kekuasaan daerah.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”