“Program “satu lapangan sepak bola satu desa” juga kena tackling. “Lahan saja belum jelas, mau bikin lapangan atau nambah spot foto Instagram?”
LOCUSONLINE, GARUT – Delapan Program Garut Hebat yang dulu dikemas bak paket all-in-one kesejahteraan, kini mulai retak di tangan pendukungnya sendiri. Janji yang awalnya terdengar seperti lagu kemenangan Pilkada 2024, kini berubah jadi remix penuh nada sumbang. Senin, 11 Agustus 2025
Sumber dari kubu pendukung Santri (Syakur–Putri) yang dulu ikut angkat spanduk, kini justru angkat alis. “Kalau indikatornya saja belum jelas, ini mau dikerjain atau cuma dipajang di baliho?” sindirnya, Jumat (07/08/2025).
Sorotan pertama jatuh pada anggaran Rp10 miliar untuk obat di RSU dr. Slamet, yang faktanya masih bikin pasien antre ranjang dan beli obat di luar. “Pelayanan rakyat miskin jangan jadi game level hard. Harusnya semua obat ada di rumah sakit, bukan bikin warga keliling apotek kayak marathon,” ucapnya.
Kasus 12 ribu anak putus sekolah juga belum ada ujungnya. “Langkah strategisnya di mana? Sistem zonasi saja sudah bikin orang tua ngerasa ikut lomba rebutan kursi sekolah,” lanjutnya.
Baca Juga : Rp 1,6 Triliun Menguap ke Judol Lewat E-Wallet: Negara Jadi Penonton di Arena Digital
Janji bantuan Rp2 juta per kepala keluarga malah jadi bahan stand up politik. “Penerimanya siapa, kapan cair, duitnya dari mana? Kalau tidak jelas, ya cuma dongeng seasonal,” katanya.
Target menambah 100 ribu lapangan kerja lima tahun dinilai setara dengan janji bikin bandara internasional di tengah sawah. “Sepuluh tahun pemimpin sebelumnya cuma dapat setengahnya. Kalau regulasi investasi masih bolong, ya hasilnya bolong juga,” tambahnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”