“Jawa Barat kembali berjanji meraih predikat Provinsi Layak Anak setelah tiga tahun gagal, tapi di tengah janji manis itu, data menunjukkan provinsi ini justru memimpin nasional dalam kasus kekerasan anak kontras yang bikin target “sayang anak” terasa seperti slogan tanpa perlindungan nyata”
LOCUSONLINE, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menargetkan provinsi yang dipimpinnya meraih predikat Provinsi Layak Anak (Provila) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) setelah tiga tahun berturut-turut gagal menyabet penghargaan tersebut hingga 2025. Rabu, 13 Agustus 2025
Target ini dipacu oleh kenyataan pahit: Jawa Barat selama tiga tahun terakhir selalu gagal memenuhi standar indikator Provila, termasuk aspek perlindungan, kesehatan, pendidikan, dan partisipasi anak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kini merancang langkah korektif, mulai dari evaluasi menyeluruh hingga intervensi program strategis.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi di seluruh kabupaten/kota untuk memetakan titik lemah.
“Kami akan cek kenapa kami tidak masuk kategori Provila dan berkoordinasi dengan dinas terkait,” ujar Erwan, Senin (11/8/2025).
Salah satu tantangan terbesar adalah tingginya angka kekerasan terhadap anak. Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) mencatat 2.550 kasus kekerasan di Jawa Barat sepanjang 2024, tertinggi secara nasional. Pemprov Jabar menegaskan akan memperkuat layanan perlindungan anak, termasuk pendampingan korban, akses bantuan hukum, dan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum di daerah.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”