LOCUSONLINE, BANDUNG – Poengky Indarti, mantan Komisioner Kompolnas dan pemerhati kepolisian, mendesak agar orang tua dari kedua mempelai dalam pesta pernikahan megah di Garut yang berakhir tragis diajak sebagai saksi untuk diperiksa. Pernikahan antara anggota DPRD Jabar, Maula Akbar, dan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, itu memakan korban jiwa.
Menurut Poengky, yang dikonfirmasi Jumat lalu, alasan permintaan ini kuat mengingat kuatnya ikatan kekerabatan dalam adat Indonesia, khususnya Jawa Barat. “Dalam tradisi setempat, orang tua dari mempelai biasanya turut memegang tanggung jawab atas penyelenggaraan pesta pernikahan anak-anak mereka,” tegasnya.
Desakan ini kian relevan mengingat status orang tua kedua mempelai yang bukan orang biasa. Ayah mempelai pria adalah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sementara ayah mempelai wanita adalah Irjen Pol. Karyoto, Kabaharkam Polri. Latar belakang mereka sebagai pejabat tinggi, ungkap Poengky, seringkali membuat mereka ‘cawe-cawe’ atau ikut campur secara aktif untuk memastikan pesta berlangsung sukses dan meriah.
Poengky, yang menjabat Komisioner Kompolnas selama dua periode (2016-2024), lantas menantang Polda Jawa Barat untuk bersikap tegas. “Polda Jabar diharapkan bisa bekerja tanpa tedeng aling-aling, tidak ‘ngeper’ atau gentar hanya karena melihat latar belakang keluarga yang sangat berpengaruh ini,” tandasnya.
Tragedi yang menyelimuti pernikahan elit tersebut terjadi pada 18 Juli 2025 lalu. Kericuhan pecah saat acara hiburan dan makan gratis digelar di Pendopo dan Alun-Alun Garut, diduga akibat membludaknya massa yang hadir. Insiden nahas itu merenggut nyawa tiga orang: seorang personel Polres Garut, Bripka Cecep Saeful Bahri (39), serta dua warga sipil, Vania Aprilia (8) dan Dewi Jubaeda (61). Sekitar 26 orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka, termasuk anak-anak.
Hingga laporan ini dibuat pada akhir Agustus 2025, Polda Jawa Barat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait perkembangan terbaru penyelidikan kasus yang menyedot perhatian nasional ini. Publik masih menanti kejelasan dan pertanggungjawaban atas tragedi memilukan tersebut. (**)