“Cermin kecil dinamika birokrasi: antara semangat generasi muda yang “ngebut”, dan kebijaksanaan generasi senior yang “bertahap”. Dua dunia yang harus dipertemukan, entah lewat program kerja atau mungkin lewat satu gelas kopi bareng di kantin Setda.”
LOCUSONLINE, GARUT – Lapangan Setda Kabupaten Garut mendadak menjadi “kelas motivasi terbuka” saat Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, memimpin apel gabungan ASN pada Senin (13/10/2025). Bukan sekadar instruksi rutin, amanat Wabup kali ini terdengar seperti gabungan antara wejangan orang tua, pelatihan self-improvement, dan sedikit sindiran halus kepada birokrasi yang kerap “jalan di tempat.”
Putri Karlina mengingatkan para ASN untuk bekerja secara rasional, waras, jagjag, dan waringkas. Empat kata kunci yang jika diterjemahkan ke dalam dunia kerja ASN, berarti: jangan asal perintah, jangan lambat, jangan baper, dan jangan malas ngopi saat jam kerja penting.
“Rata-rata teman-teman yang muda-muda pengin cepat, tapi teman-teman yang senior penginnya alurnya tertata. Itulah perbedaan yang harus kita jawab bersama,” ujarnya, menyadari bahwa birokrasi sering kali seperti drama keluarga: generasi tua pegang SOP, generasi muda pegang deadline.
Wabup juga menekankan pentingnya kompetisi dengan diri sendiri. Pesannya jelas: jangan sibuk iri dengan jabatan orang lain, kalau absen saja masih titip tanda tangan.
Janji Pagar PT. JIL: Tumbuh Subur di Notulen, Layu di Lapangan
“Kita hidup bukan untuk mengejar pangkat setinggi-tingginya, bukan jabatan atau kehormatan,” tegasnya.
Ia mengajak ASN fokus pada pengembangan diri ketimbang saling sikut. Kalimat ini terdengar seperti pesan HRD di perusahaan rintisan, namun disampaikan di tengah barisan pegawai berseragam cokelat yang sebagian masih sibuk menata topi dan posisi berdiri.
“Saya hari ini harus baik dari hari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini,” katanya menutup amanat, seperti menutup seminar motivasi.
Apel gabungan yang biasanya berlangsung formal kali ini justru menjadi cermin kecil dinamika birokrasi: antara semangat generasi muda yang “ngebut”, dan kebijaksanaan generasi senior yang “bertahap”. Dua dunia yang harus dipertemukan, entah lewat program kerja atau mungkin lewat satu gelas kopi bareng di kantin Setda.(Suradi)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”