Gunung Sampah Naik Pangkat Jadi Pembangkit Listrik, Pemerintah: “Akhirnya, Bau Jadi Berdaya!”
Sebarkan artikel ini
Foto Istimewa
“Kelak TPS-TPS akan berubah status: dari tempat pembuangan akhir menjadi “kantor cabang PLN paling wangi di negeri ini.”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto resmi mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT). Pemerintah berharap tumpukan sampah yang selama ini hanya bikin macet hidung, kini bisa ikut menyumbang daya listrik nasional.
Kebijakan ini lahir dari kegelisahan akan kondisi darurat sampah di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, timbulan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton per tahun, dengan 60,99% di antaranya belum terkelola. Artinya, hampir separuh dari “gunung aroma nusantara” ini dibiarkan menua tanpa kontribusi ekonomi.
“Bahwa kedaruratan sampah perlu ditangani secara cepat, khususnya dengan teknologi ramah lingkungan,” demikian kutipan Perpres. Pemerintah tampak serius mengubah citra sampah, dari biang pencemaran menjadi bintang ketahanan energi.
Teknologi ini memungkinkan sampah diolah menjadi listrik, bioenergi, bahan bakar minyak terbarukan, dan berbagai “produk ikutan lainnya” mungkin termasuk nostalgia plastik kresek dari masa kecil.
Perpres juga menetapkan sejumlah kriteria bagi kabupaten/kota yang ingin jadi “host kota listrik bau harum”, antara lain: memiliki volume sampah minimal 1.000 ton per hari, anggaran daerah memadai, dan lahan yang cukup. Dengan kata lain, makin banyak sampah, makin besar peluang jadi kota mandiri energi.
