CBRE Bakal Gelar Rights Issue, Akan Datangkan Dua Pemegang Saham Baru
[locusonline.co] PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) mengumumkan rencana aksi korporasi besar-besaran melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau yang lebih dikenal sebagai rights issue. Dalam rencana ini, emiten berkode CBRE akan menerbitkan maksimal 48 miliar saham baru.
Yang menarik, rights issue ini akan mengundang dua calon investor strategis baru untuk masuk ke dalam kepemilikan saham perusahaan, yaitu Hilong dan Yafin Tandiono.
Dampak bagi Pemegang Saham Lama dan Rencana Penggunaan Dana
Aksi corporate action ini berpotensi menyebabkan dilusi atau penipisan kepemilikan saham bagi pemegang saham lama hingga 91,36%. Rencananya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengesahkan rights issue ini akan digelar pada 18 Desember 2025.
Direktur Utama CBRE, Suminto, menjelaskan bahwa rights issue ini adalah langkah strategis untuk memperkuat modal perusahaan. “Selain itu, CBRE juga akan memiliki dua calon investor strategis… yang akan memperkuat posisi CBRE sebagai penyedia layanan pendukung industri energi nasional dan regional,” ujarnya.
Dana yang berhasil dihimpun dari rights issue ini rencananya akan digunakan untuk:
- Pembayaran sebagian utang perseroan.
- Tambahan modal kerja.
- Penambahan armada.
Mekanisme: Konversi Utang Menjadi Saham
Skema rights issue ini juga mencakup opsi debt to equity swap (konversi utang menjadi saham) atas surat utang (Promissory Notes) senilai total USD 55 juta. Pihak yang terlibat dalam skema konversi ini adalah:
- Hilong Shipping Holding Limited: USD 25 juta.
- Yafin Tandiono (melalui tiga entitas): USD 30 juta.
Kedua pihak telah mengonfirmasi akan memilih opsi konversi utang mereka menjadi saham CBRE. Detail lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan rights issue akan diungkap dalam prospektus yang akan diterbitkan kemudian. (**)















