ArtikelCianjurDaerahHukumInvestigasiJawa BaratLifestyleNewsOpini

Mafia Nikah Siluman Cianjur Mengincar Gadis di Bawah Umur

bhegins
×

Mafia Nikah Siluman Cianjur Mengincar Gadis di Bawah Umur

Sebarkan artikel ini
Kawin Kontrak
Ilustrasi Salah satu situasi pernikahan yang banyak kebohongan terjadi di Indonesia. Anak di bawah umur (WNI) dinikahkan dengan pria lansia (Asing).

LOCUSONLINE, CIANJUR – Cerita ini bukan sinetron, tapi plotnya lebih absurd dari drama TV mana pun. Seorang gadis di bawah umur asal Cianjur dinikahkan dengan pria lansia berkewarganegaraan asing, lengkap dengan status “sah” di atas kertas, namun semirip itu pernikahan palsu yang tak lebih dari tiket sementara demi keuntungan jaringan mafia nikah lintas negara.

Menurut penelusuran lapangan, pernikahan berlangsung cepat: prosesi, pesta, dokumentasi, dan distribusi amplop. Bulan madu pun digelar Bali jadi panggungnya. Namun, sebelum koper selesai dibongkar, suami lansia memutuskan kontrak asmara: cerai.

tempat.co

Janji manis yang sebelumnya ditawarkan “akan dibawa ke Timur Tengah, hidup sejahtera, fasilitas lengkap” ternyata hanya brosur berdebu yang dikibaskan di hadapan keluarga korban.

Gerakan Sunyi Mafia Nikah: Lebih Rapi dari Sindikat Kredit Motor

Hasil investigasi mengungkap, pola pernikahan semacam ini tidak berdiri tunggal. Ini jaringan. Mereka meraup untung dari:

  1. Proses pernikahan kilat WNI di bawah umur plus WNA uzur
  2. Pengurusan dokumen
  3. Fee dari sponsor luar negeri
  4. Pemotongan biaya “pengawalan” hingga perceraian

Setelah cerai, anak perempuan menjadi korban psikologis. Sementara jaringan justru siaga mencari target baru tanpa jeda.

Deskripsi fakta:

  • Gadis masih usia sekolah
  • WNA usia lanjut, masuk kategori risiko kesehatan bukan risiko romantis
  • Pernikahan berlangsung dengan “pengatur panggung” dari berbagai pintu: calo, oknum dinas, mediator desa, hingga penghubung antarnegara

Janji Timur Tengah: Sekelas Mimpi, Selembut Debu Sahara

Menurut sumber keluarga, janji “dibawa ke Timur Tengah untuk hidup layak” menjadi magnet. Nyatanya, bulan madu Bali adalah tujuan terakhir bukan awal perjalanan internasional. Setelah itu:

  • Suami pulang ke negara asal
  • Perceraian diformalkan
  • Anak perempuan ditinggalkan dalam trauma, stigma, dan ancaman sosial

Tidak ada pemenuhan hak.
Tidak ada kelanjutan dokumen.
Tidak ada pengawalan hukum.

Yang ada hanya keluarga yang kini menanggung malu, bingung, dan tak punya daya.

Fakta Jaringan: Semakin Tua “Calon Suami”, Semakin Tinggi Nilai Transaksi

Penelusuran mengarah pada pola tarif:

  • Usia calon pria > 60 tahun komisi agen naik
  • Calon dari negara kaya minyak: potongan fee lebih gemuk
  • Target anak perempuan bawah umur akses lebih mudah, kontrol lebih longgar

Ironis, tubuh dan masa depan anak dijadikan paket dagang.

Sistem yang Ampuh Menutup Mata

Pertanyaan penyelidikan:

Tinggalkan Balasan

banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow