[Locusonline.co, CIANJUR] — Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak hanya mempersiapkan penyambutan wisatawan, tetapi juga bersiap untuk menghadapi skenario terburuk. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah menyiagakan sejumlah alat berat dan ratusan relawan di sepanjang jalur rawan bencana, dari utara hingga selatan.
Sekretaris BPBD Cianjur, Asep Sudrajat, mengungkapkan langkah ini merupakan respons antisipatif terhadap prediksi cuaca ekstrem yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Kami berkoordinasi dengan provinsi dan pusat untuk menempatkan alat berat di sepanjang jalur utama Cianjur,” kata Asep, Minggu (7/12/2025).
Peta Titik Rawan dan Strategi Penempatan
Koordinasi intensif telah dilakukan dengan Dinas PU Provinsi Jawa Barat dan Kementerian PU untuk menempatkan alat berat di lokasi-lokasi strategis. Tujuannya jelas: memastikan respons yang cepat dan tepat jika bencana terjadi di tengah arus mudik yang padat.
Berikut adalah titik-titik rawan yang menjadi fokus pengawasan dan kesiapan alat berat:
- Kawasan Utara: Puncak-Cipanas dan Sugenang.
- Jalur Tengah: Jalan Raya Bandung-Cianjur.
- Kawasan Selatan: Jalan Raya Cibeber-Sindangbarang, Naringgul-Ciwidey, serta kawasan pantai selatan yang diprediksi masih mengalami gelombang tinggi hingga akhir tahun.
Penempatan tidak hanya di jalur darat. Mengingat Cianjur memiliki destinasi pantai di selatan, BPBD juga menyiagakan petugas dan relawan di area wisata untuk mengantisipasi risiko gelombang tinggi dan memberikan rasa aman kepada pengunjung.
Kekuatan Manusia: 360 Relawan dan Petugas Siaga
Di balik kesiapan alat berat, yang tak kalah vital adalah kesiapan sumber daya manusia. BPBD Cianjur telah menyiagakan 360 orang yang terdiri dari relawan dan petugas terlatih. Mereka akan tersebar di setiap desa dan kecamatan, dengan tugas multi-peran:
- Pengawasan dan Pemantauan kondisi jalur secara aktif.
- Pemberi Imbauan langsung kepada pengendara untuk berhati-hati, terutama saat hujan lebat.
- Tim Respons Cepat pertama yang bergerak jika terjadi insiden atau bencana.
“Berbagai upaya dilakukan guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi pendatang saat menghabiskan libur di Kabupaten Cianjur,” tegas Asep.
Antara Kesiapsiagaan dan Tekanan Logistik
Langkah BPBD Cianjur patut diapresiasi sebagai bentuk risk management yang proaktif. Namun, beberapa tantangan dan pertanyaan kritis tetap mengemuka:
- Efektivitas Koordinasi Multi-Pihak: Seberapa mulus koordinasi antara BPBD, Dinas PU Provinsi, Kementerian PU, TNI, Polri, dan relawan di lapangan saat insiden benar-benar terjadi? Sistem komunikasi dan komando tunggal menjadi kunci.
- Aksesibilitas Alat Berat: Apakah penempatan alat berat sudah memperhitungkan kemacetan parah yang biasa terjadi di jalur mudik? Alat berat harus ditempatkan di titik yang tetap bisa diakses bahkan saat lalu lintas macet total.
- Kesiapan Mental Wisatawan: Imbauan untuk tidak berenang di pantai berombak tinggi atau sungai berarus deras seringkali diabaikan. Diperlukan sosialisasi yang lebih agresif dan mungkin penjagaan fisik di titik-titik rawan tertentu.
Liburan Aman adalah Tanggung Jawab Bersama
Kesiapsiagaan BPBD Cianjur dengan alat berat dan ratusan relawan adalah fondasi penting untuk menjaga keselamatan selama Nataru. Namun, fondasi ini harus ditopang oleh kedisiplinan dan kewaspadaan dari setiap pengendara dan wisatawan.
Peringatan untuk tidak berenang di pantai selatan atau sungai berarus deras bukan sekadar formalitas, melainkan peringatan berbasis data ancaman nyata. Pada akhirnya, liburan yang aman dan nyaman adalah hasil kolaborasi antara kesiapan pemerintah dan kepatuhan masyarakat. (**)













