Bandung

Lanskap Kota Bandung Berubah, Kebun Binatang Dijadikan Ruang Terbuka Hijau Publik

rakyatdemokrasi
×

Lanskap Kota Bandung Berubah, Kebun Binatang Dijadikan Ruang Terbuka Hijau Publik

Sebarkan artikel ini
Lanskap Kota Bandung Berubah, Kebun Binatang Dijadikan Ruang Terbuka Hijau Publik locusonline featured image

Di tengah hiruk-pikuk beton, warga Bandung haus akan oksigen segar dan ruang untuk bernapas lega. Komitmen ini hadir ketika kota-kota besar Indonesia justru kehilangan tutupan hijau mereka.

[Locusonline.co] Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan komitmennya untuk menjaga dan memfungsikan Kebun Binatang Bandung seluas 11,7 hektare sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat diakses publik. Keputusan ini merupakan langkah strategis dalam merespons keterbatasan ruang hijau di pusat kota dan memenuhi fungsi ekologis serta sosial bagi warga.

tempat.co

“Kami berkomitmen menjaga kawasan Kebun Binatang Bandung sebagai ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Ruang hijau di tengah kota ini penting, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kualitas hidup masyarakat,” ujar Farhan.

Mengapa Ruang Terbuka Hijau Sangat Krusial bagi Kota?

Ruang Terbuka Hijau bukan sekadar tanah kosong yang ditanami pepohonan. Secara hukum, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa minimal 30% wilayah kota harus berupa RTH, dengan komposisi 20% publik dan 10% privat. Sayangnya, banyak kota di Indonesia, termasuk Bandung, masih berjuang untuk memenuhi target ini.

Keberadaan RTH, khususnya di daerah perkotaan yang padat, membawa manfaat multidimensional yang terbagi dalam beberapa fungsi utama:

FungsiManfaat & Kontribusi
EkologisParu-paru kota, pengatur iklim mikro, penyerap polusi & CO₂, penyedia habitat satwa, pencegah banjir.
Sosial & KesehatanRuang interaksi masyarakat, rekreasi, olahraga; menurunkan stres, meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
Ekonomi & EstetikaMeningkatkan nilai properti sekitar, mendukung pariwisata & UMKM, memperindah wajah kota.

Di Bandung, tekanan pembangunan dan urban sprawl (perluasan wilayah perkotaan) telah menyebabkan ruang hijau, terutama di pusat kota, cenderung terpecah dan terisolasi. Kondisi ini memperburuk efek pulau panas perkotaan dan mengurangi kenyamanan hidup.

Transformasi Kebun Binatang Bandung: Dari Konservasi ke Ruang Publik Terpadu

Kawasan Kebun Binatang Bandung yang strategis di jantung kota memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai RTH publik multifungsi. Luasnya yang mencapai 11,7 hektare dapat berkontribusi signifikan terhadap penambahan luasan hijau Kota Bandung.

Wali Kota Farhan menjelaskan bahwa pengelolaan operasional kebun binatang saat ini berada di bawah Yayasan Margasatwa Taman Sari, sementara kewenangan perizinan konservasi satwa tetap berada di Kementerian Kehutanan. Oleh karena itu, setiap langkah transformasi akan dilakukan dengan hati-hati dan tetap mematuhi semua regulasi yang berlaku, termasuk memastikan kesejahteraan satwa yang ada tetap menjadi prioritas.

Manfaat yang Diharapkan

Transformasi ini diharapkan dapat mengatasi beberapa kekurangan RTH di Bandung yang selama ini dikeluhkan warga, seperti ketidakmerataan sebaran dan keterbatasan fasilitas. Sebagai RTH publik, kawasan ini dapat difungsikan sebagai:

  • Paru-paru Kota: Menyerap polusi dan menyejukkan udara di kawasan pusat kota yang padat.
  • Ruang Interaksi Sosial: Menyediakan tempat yang aman dan nyaman untuk masyarakat berkumpul, berekreasi, dan berolahraga.
  • Penyangga Ekologis: Menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, serta berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski komitmen sudah dinyatakan, jalan menuju ruang terbuka hijau ideal di Kebun Binatang Bandung masih perlu diperkuat. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan menjadi kunci keberhasilan, sebagaimana disarankan oleh para pakar tata kota.

Selain itu, pembelajaran dari kota-kota lain di dunia menunjukkan bahwa keberhasilan sebuah ruang hijau publik tidak hanya diukur dari luasnya, tetapi juga dari kualitas desain, aksesibilitas, keamanan, dan keberlanjutan pengelolaannya. Fasilitas seperti pencahayaan yang memadai, jalur pejalan kaki yang nyaman, dan kebersihan yang terjaga sangat penting untuk menciptakan pengalaman positif bagi semua pengunjung.

Komitmen Pemkot Bandung ini adalah sinyal positif dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perkotaan dan keberlanjutan lingkungan. Jika diwujudkan dengan baik, Kebun Binatang Bandung tidak hanya akan menjadi sekadar taman, tetapi sebuah landmark hijau yang merepresentasikan kota yang maju, sehat, dan berwawasan ekologis. (**)

Tinggalkan Balasan

banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow