LOCUSONLINE, JAKARTA — Divisi Humas Polri kembali menjadi sorotan setelah merilis video promosi bertajuk “Pahlawan Masa Kini” yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Alih-alih menuai pujian, video berdurasi singkat yang dirilis Minggu (22/6) itu justru mendapat gelombang kritik dari publik dan viral dengan sentimen negatif di media sosial.
Video tersebut menampilkan sosok futuristik polisi dengan sayap, berperan sebagai penjaga dunia maya hingga penyelamat banjir. Visual yang terkesan bombastis ini dimaksudkan untuk menggambarkan peran polisi sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” di era digital. Namun publik merespons sebaliknya.
Mayoritas netizen menilai pendekatan visual tersebut tidak mencerminkan realitas. Komentar-komentar tajam membanjiri unggahan resmi Polri di berbagai platform, menyoal penggunaan AI, keautentikan pesan, hingga transparansi anggaran pembuatan video.
> “Pahlawan itu diakui, bukan mengakui. Contohlah Damkar yang kerja tanpa pamrih,” tulis akun @is**_d**.
> “Adik saya hilang lima hari, laporan nggak diterima, malah dimintai uang. Mana ada pahlawan bikin susah rakyat,” keluh akun @ut****mi.
Tak sedikit yang menyindir bahwa institusi kepolisian lebih banyak menampilkan pencitraan ketimbang prestasi nyata. Beberapa komentar bahkan menyebut lebih percaya “polisi tidur” daripada klaim heroik dalam video tersebut.
Kritik juga diarahkan pada penggunaan teknologi AI dalam visualisasi. Warganet menilai langkah itu tidak hanya berjarak dari kenyataan, tetapi juga mencerminkan pemborosan anggaran.
