LOCUSONLINE, GARUT – Dalam seremoni penuh tepuk tangan di MI Panagan, 17 keluarga di Kelurahan Sukanegla resmi “lulus” dari Program Keluarga Harapan (PKH). Mereka kini dinyatakan telah sembuh dari penyakit kronis bernama ketergantungan pada bantuan sosial. Sementara itu, lebih dari 800 keluarga lain masih antre di ruang tunggu klinik kemiskinan. Rabu, 9 Juli 2025
Acara yang dikemas dalam format Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Dynamix ini dihadiri para pendamping PKH, pejabat Dinsos, serta narasumber dari berbagai instansi—seolah menunjukkan bahwa kemiskinan bisa diselesaikan dengan presentasi dan pakta integritas.
“Output-nya adalah graduasi,” ujar Kepala Dinsos Garut, Aji Sukarmaji, sambil menekankan bahwa yang penting bukan sekadar meningkatkan taraf hidup, tapi memastikan warga bisa dicoret dari daftar bantuan.
Menurut Aji, total 1.125 KPM di Kabupaten Garut telah “berhasil” keluar dari program PKH, sebagian karena kesadaran, sebagian lain karena tuntutan target pendamping. Ya, karena setiap pendamping “wajib mengeluarkan” minimal 10 KPM dari program—bukan berdasarkan kesiapan ekonomi, tapi atas nama prestasi administrasi.
Baca Juga : Rp1,7 Triliun Digelontorkan, Jalan Mulus Masih Sekadar Janji: Mimpi Infrastruktur Ala Kang Dedi
Dalam narasi resmi, 17 keluarga disebut “mandiri secara ekonomi”. Namun, tak ada rincian pendapatan mereka, pekerjaan tetap, atau jaminan bahwa mereka tak akan kembali mengantre bansos tahun depan. Apakah ini benar-benar hasil pemberdayaan, atau sekadar efisiensi anggaran dan pencitraan keberhasilan?
