[locusonline.co, Bandung] Dalam langkah revolusioner mengelola ruang hijau, Kota Bandung memperkenalkan sistem “KTP Pohon” berbasis barcode yang akan menjadi identitas digital bagi seluruh pohon di kota ini. Inisiatif cerdas ini diumumkan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) dalam Rapat Inventarisasi Pohon Kota Bandung, Senin (1/12/2025).
Apa Itu “KTP Pohon”? Database Digital di Ujung Jari
“KTP Pohon” bukan sekadar label fisik. Ini adalah sistem identifikasi pohon terpadu menggunakan QR Code yang memuat database lengkap setiap individu pohon. Dengan memindai kode tersebut menggunakan smartphone, masyarakat bisa langsung mengakses:
- Identitas: Nama jenis pohon (lokal dan latin).
- Data Biometrik: Tinggi, diameter batang, dan perkiraan usia.
- Kartu Kesehatan: Kondisi kesehatan terkini dan riwayat pemeliharaan.
- Manfaat Ekologis: Kontribusi pohon terhadap lingkungan sekitar.
Bukan Cuma Data, Tapi Sistem Peringatan Dini Warna-Warni
Yang paling inovatif, sistem ini dilengkapi kode warna yang berfungsi sebagai peringatan dini visual untuk keselamatan publik. Setiap barcode akan dicetak dengan warna berbeda berdasarkan kondisi pohon:
- Hijau: Sehat dan aman.
- Kuning: Kurang sehat, butuh pemantauan.
- Merah: Tidak sehat atau berisiko tinggi roboh, memerlukan tindakan segera.
- Putih: Menampilkan informasi dasar.
“Dengan sistem ini, masyarakat bisa langsung tahu dan menghindari parkir atau beraktivitas di bawah pohon yang berlabel kuning atau merah,” jelas Roslina, Kepala UPTD Penghijauan dan Pemeliharaan Pohon DPKP Kota Bandung.
Tujuan Ganda: Edukasi Publik dan Manajemen yang Presisi
Program ini dirancang untuk menjawab dua kebutuhan sekaligus:
- Transparansi dan Edukasi: Masyarakat diajak terlibat langsung dalam mengenal dan mencintai lingkungannya. “Masyarakat bisa tahu jenis pohonnya apa, umurnya berapa, dan manfaatnya,” tambah Roslina.
- Manajemen Berbasis Data: Bagi pemerintah, data real-time ini menjadi dasar langkah pemeliharaan yang presisi dan proaktif. Tim dapat memprioritaskan penanganan, memprediksi risiko, dan mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien.
Dampak Jangka Panjang: Dari Kesadaran Menjadi Partisipasi
Inovasi ini diharapkan menjadi pemicu peningkatan partisipasi warga dalam menjaga ruang terbuka hijau. Dengan memahami nilai dan kondisi setiap pohon, kepedulian kolektif untuk merawat dan melindungi pohon diharapkan tumbuh.
Langkah Bandung ini menempatkan kota tersebut di garis depan pengelolaan aset hijau berbasis teknologi di Indonesia, mengubah cara tradisional inventarisasi pohon menjadi sistem digital yang interaktif, transparan, dan berorientasi keselamatan. (**)













