Bisnis

Di Balik “Senyum” Hermanto Tanoko: Kisah Cat, Properti, dan Lonjakan 102% yang Memancing Pertanyaan

rakyatdemokrasi
×

Di Balik “Senyum” Hermanto Tanoko: Kisah Cat, Properti, dan Lonjakan 102% yang Memancing Pertanyaan

Sebarkan artikel ini
Di Balik Senyum Hermanto Tanoko. Kisah Cat, Properti, dan Lonjakan 102% yang Memancing Pertanyaan locusonline featured image

Laba emiten properti milik Hermanto Tanoko, PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE), meledak 102,49% pada kuartal III 2025. Namun, di balik angka fantastis ini, tersembunyi sejarah panjang pengusaha yang memulai bisnis dari toko cat kecil, serta volatilitas ekstrem saham RISE yang sempat melonjak 400% meski hanya dipegang sekitar 400 investor.

Prestasi RISE yang membukukan laba bersih Rp51,92 miliar, jauh melampaui periode sama tahun sebelumnya, memang patut diacungi jempol. Namun, perjalanan pemiliknya, Hermanto Tanoko, menuju puncak sebagai salah satu orang terkaya Indonesia, menyimpan cerita yang lebih kompleks daripada sekadar laporan kuartalan yang hijau.

tempat.co

Dari Toko Cat ke Kerajaan Bisnis Tancorp: Fondasi Kekuatan di Balik RISE

Kesuksesan RISE hari ini tidak dapat dilepaskan dari strategi dan fondasi bisnis yang dibangun Hermanto Tanoko selama puluhan tahun.

  • Akar Bisnis Keluarga: Semuanya berawal dari sebuah toko cat kecil di Malang yang didirikan ayahnya, Soetikno Tanoko, pada 1962. Perusahaan keluarga ini berkembang menjadi PT Avia Avian, salah satu produsen cat terbesar di Indonesia. Hermanto mulai terlibat sejak remaja dan akhirnya memimpin bisnis tersebut bersama sang kakak.
  • Ekspansi Strategis & Pembentukan Tancorp: Jiwa wirausaha Hermanto tidak berhenti di cat. Pada 2003, ia berekspansi ke bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dengan mendirikan PT Sariguna Primatirta (Cleo). Diversifikasi terus berlanjut ke properti, kosmetik, dan keramik. Untuk mengonsolidasikan kerajaan bisnisnya yang semakin menggurita, pada 2016 ia mendirikan Tancorp sebagai induk holding.
  • Portofolio Emiten yang Luas: Saat ini, melalui Tancorp, Hermanto mengendalikan setidaknya sembilan perusahaan terbuka (emiten) di Bursa Efek Indonesia, termasuk RISE (properti), Avia Avian (cat), Sariguna Primatirta/CLEO (AMDK), dan yang terbaru, Merry Riana Edukasi (edutainment). Ini memberikan kekuatan finansial dan sinergi operasional yang besar bagi grup.

Analisis Mendalam: Apa yang Sebenarnya Mengerek Laba RISE 102%?

Lonjakan laba RISE bukanlah keajaiban, tetapi hasil dari kombinasi faktor pendorong pendapatan dan efisiensi operasional yang tertuang dalam laporan keuangan.

Faktor Pendorong Utama:

  1. Pertumbuhan Pendapatan yang Kuat: Pendapatan usaha RISE melesat 30,78% menjadi Rp294,14 miliar, menunjukkan peningkatan penjualan atau realisasi proyek yang signifikan.
  2. Disiplin Operasional yang Ketat: Perusahaan berhasil menekan beban penjualan, umum, dan administrasi. Total beban usaha turun dari Rp91,5 miliar menjadi Rp84,69 miliar. Efisiensi ini langsung mengalir ke laba usaha yang melonjak 139%.
  3. Struktur Keuangan yang Semakin Sehat: Neraca menunjukkan perbaikan dengan ekuitas yang meningkat dan liabilitas yang menurun, yang menandakan fundamental perusahaan yang semakin solid.

Perbandingan Kinerja RISE vs. Emiten Lain di Bawah Tancorp:
Tabel berikut membandingkan RISE dengan dua emiten lain milik Hermanto Tanoko berdasarkan data kinerja terkini, untuk memberikan konteks yang lebih luas:

Emiten (Kode)Bidang UsahaKinerja Terkini (2025)Catatan Likuiditas
RISEPengembangan PropertiLaba Bersih Q3: +102.49% (YoY)Rendah. Sempat melonjak 400%, hanya dipegang ~400 investor.
CLEOAir Minum Dalam KemasanHarga saham sempat naik 84% dalam 6 bulan (2024).Aktif. Salah satu yang paling likuid di portofolio Tanoko.
AVIAManufaktur CatHarga saham stabil, kinerja fundamental baik.Aktif. Sering direkomendasikan analis.

Kisah Dua Sisi: “Bagger” vs. “Tangan Dingin” yang Visioner

Nama Hermanto Tanoko saat ini membawa dua narasi yang kontras di pasar modal.

  • Narasi “Saham Bagger”: Saham RISE sempat menjadi fenomenal karena kinerja harganya. Pada Oktober 2025, saham ini tercatat melonjak hampir 400% dalam sebulan dan masuk dalam pemantauan khusus bursa (full call auction). Yang menarik, aksi ini terjadi dengan jumlah pemegang saham yang sangat sedikit, sekitar 400 investor, memicu spekulasi dan permintaan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia. Ini menunjukkan volatilitas dan risiko likuiditas yang tinggi di balik potensi cuannya.
  • Narasi “Tangan Dingin” Visioner: Di sisi lain, Hermanto dikenal dengan filosofi bisnisnya yang kuat. Ia sering menekankan pentingnya reputasi, integritas, dan melihat krisis sebagai peluang. Ia juga seorang legacy builder, seperti terlihat dari pemberian kado saham kepada cucunya sebagai edukasi finansial. Visinya adalah membangun perusahaan nasional yang memimpin pasar, dan ia tidak terburu-buru membawa perusahaannya IPO sebelum kinerjanya positif.

Prospek dan Pertimbangan Investor: Momentum atau Kehati-hatian?

Ke depan, prospek RISE dan bisnis Hermanto Tanoko tampak cerah namun memerlukan kewaspadaan.

  • Prospek Grup Tancorp: Hermanto menyatakan masih ada rencana untuk membawa satu perusahaan di sektor kimia untuk IPO dalam satu hingga dua tahun ke depan, sekaligus membuka peluang merger dan akuisisi. Ini menunjukkan pipeline pertumbuhan yang masih panjang.
  • Analisis Rekomendasi: Meski kinerja RISE impresif, analis pasar seperti dari Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa hanya CLEO dan AVIA yang memiliki likuiditas tinggi dan fundamental kuat dalam portofolio emiten Tanoko. Untuk RISE, investor perlu mencermati rencana korporasi yang diungkap manajemen ke depan, serta risiko likuiditas karena kepemilikan saham yang sangat terkonsentrasi.

::

Lonjakan laba RISE 102% adalah bukti nyata momentum pemulihan dan efisiensi yang dijalankan manajemen di bawah bendera Hermanto Tanoko. Namun, di balik senyum kepuasan tersebut, tersimpan pelajaran dari seorang pengusaha yang membangun kerajaannya dari nol, serta realitas pasar yang kompleks di mana saham bisa melesat sebagai “bagger” sekaligus menyimpan tantangan likuiditas.

Bagi investor, kisah ini mengajarkan bahwa di balik setiap angka laporan keuangan yang gemilang, penting untuk memahami fondasi bisnis sang pemilik, strategi jangka panjang grup, serta dinamika likuiditas di pasar. Hermanto Tanoko bukan sekadar taipan yang senyum melihat laba naik; ia adalah arsitek bisnis yang telah membangun, berekspansi, dan bersiap untuk warisan yang lebih besar. (**)

Tinggalkan Balasan

banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow