LOCUSONLINE, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah memastikan bahwa tidak akan ada kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM) hingga bulan Juni 2024.
Keputusan tersebut diambil dalam sidang kabinet paripurna yang berlangsung di Jakarta pada hari Senin. Menurut Menko Airlangga, keputusan tersebut menjadi salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang mencapai 2,29 persen terhadap PDB. Subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran yang lebih besar untuk PT Pertamina dan PT PLN.
“Subsidi tersebut akan membutuhkan anggaran tambahan untuk Pertamina dan PLN, dan anggaran tersebut akan diambil dari sisa saldo anggaran lebih (SAL) maupun pelebaran defisit anggaran di tahun 2024. Jadi, defisit anggaran akan berada pada kisaran 2,3-2,8 persen. Untuk tahun depan, dalam kerangka yang sama, defisit anggaran akan berada pada kisaran 2,4-2,8 persen, yang merupakan skenario yang realistis,” jelasnya.
Selain subsidi listrik dan BBM, Menko Airlangga juga menambahkan bahwa peningkatan defisit APBN juga disebabkan oleh penambahan anggaran subsidi pupuk sebesar Rp14 triliun dari sebelumnya Rp26 triliun. Penambahan ini diperlukan untuk mempertahankan tingkat produksi padi di tengah ancaman El Nino.
Selain itu, program bantuan langsung tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan sebesar Rp11 triliun juga turut menyumbang peningkatan defisit APBN 2024.
Defisit APBN 2024 telah disepakati sebesar Rp522,82 triliun atau naik sekitar 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya menyatakan bahwa arsitektur APBN 2024 disusun dalam situasi ekonomi dan asumsi dasar yang terus mengalami perubahan. Namun, pemerintah dan DPR telah menyepakati beberapa asumsi, termasuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, laju inflasi sebesar 2,8 persen, nilai tukar rupiah Rp15.000 per dolar AS, harga minyak mentah $82 per barel, lifting minyak bumi 635 ribu barel per hari, lifting gas bumi 1,03 juta barel setara minyak per hari, dan tingkat suku bunga sebesar 6,7 persen untuk tenor 10 tahun.
Laporan: Red
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues