GarutNews

Anggaran Mencapai Rp 400 Juta, Warga Terinfeksi HIV di Garut Tahun 2018 – 2023 Meningkat Tajam, Puluhan Orang Meninggal

redaksilocus
×

Anggaran Mencapai Rp 400 Juta, Warga Terinfeksi HIV di Garut Tahun 2018 – 2023 Meningkat Tajam, Puluhan Orang Meninggal

Sebarkan artikel ini
Asep surachman
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Dr. H. Asep Surahmanm S.KM., M. KM. (Ft: asep ahmad)
tempat.co

Ketika ditanya tentang jumlah pejabat di lingkungan Pemkab Garut yang diduga positif Dr. Asep Surahman enggan menjawabnya, dengan alasan dirinya tidak bisa menduga-duga dan harus melihat data yang akurat. Diapun menjanjikana akan mengirimkan data itu kepada wartawan.

Anggaran Penanganan HIV Aids Hampir Mencapai Rp 700 Juta

Ilustrasi

Salah satu pejabat yang pernah menjadi kandidat Calon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ini mengaku anggaran penanganan HIV Aids digelontorkan sebanyak dua kali. Yang pertama Rp 275 juta, nilai anggaran dianggap kurang padahal penanganan HIV Aids merupakan amanat SPM (Standar Pelayanan Minimal), tetapi  karena kondisi dan kemampuan daerah segitu adanya, maka pihak Dinkes Garut tetap memaksimalkan agar bisa menggenjot capaian.

Pada pertengahan bulan September 2023 anggaran untuk penanganan kasus HIV di Garut sudah hampir habis, maka pihaknya mengusulkan ke Sekdis dan Kadis Kesehatan untuk mengucurkan anggaran tambahan dan alhamdulillah direalisasi sebanyak Rp 125 juta dan bisa mengejar target hingga 70.000 lebih orang berhasil diperiksa,” urainya.

Asep menegaskan, pihaknya memanfaatkan anggaran seadanya dengan membuat perencanaanya. Untuk pembiayaan pihak Dinkes Garut kerjasama dengan KPA (Komisi Penanggulangan Aids). Adapun upaya kesehatan dibagi tiga yaitu upaya promotif, kuratif  dan preventif.

“KPA mengoperasionalkan anggaran dari Dinkes Garut, untuk upaya promotif yakni penyuluhan, sosialisasi ke anak sekolah dan sosialisasi ke populasi tertentu. Upaya rehabilitatif digunakan untuk masyarakat yang ODHA atau ODHIV yang DO tidak melanjutkan pengobatan atau karena alasan finansial dan geografis. Dilakukan pencarian dan pendalaman kenapa tidak melanjutkan pengobatan,” ucapnya.

Langkah itu, tegas Asep, wajib dilakukan untuk menanggulangi kematian. Kalau ODHA tidak mau minum obat maka dilakukan pendampingan oleh KPA. Mengecek orang yang DO pengobatan dan anggaran diberikan oleh Dinas Kesehatan untuk menjangkau perjalanan dinasnya.

“Selain itu, ada perjalanan dinas pendampingan Dinkes Kabupaten Garut menyiapkan Puskesmas PDP (Perawatan dengan Pengobatan). Puskesmas ini bisa melaksanakan pengobatan kepada masyarakat yang positif HIV Aids,” terangnya.

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Bergabunglah dengan Tim Jurnalis Kami!

Apakah kamu memiliki passion dalam menulis dan melaporkan berita? Inilah kesempatan emas untuk bergabung dengan situs berita terkemuka kami! Locusonline mencari wartawan berbakat yang siap untuk mengeksplorasi, melaporkan, dan menyampaikan berita terkini dengan akurat dan menarik.

Daftar

🔗 Tunggu apa lagi!

Daftar sekarang dan jadilah bagian dari tim kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow