LOCUSONLINE, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa produksi beras nasional pada tahun 2023 mencapai 31,10 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 440 ribu ton atau 1,39 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 31,54 juta ton. Jumaat, 1/ 3/ 2024
Menurut Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, penurunan produksi beras ini disebabkan oleh penurunan luas panen padi dan produksi padi yang terdampak oleh fenomena El Nino. Pada periode Januari-April 2023, jumlah produksi beras mencapai 12,98 juta ton. Namun, prediksi BPS untuk produksi beras Januari-April 2024 hanya sebesar 10,71 juta ton, mengalami penurunan sebesar 17,52 persen.
Penurunan produksi beras terjadi di sebagian besar pulau, terutama Pulau Jawa. Beberapa provinsi yang mengalami penurunan tertinggi antara lain Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Banten. Namun, terdapat juga beberapa provinsi yang mengalami kenaikan produksi beras seperti Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Lampung.
Selain itu, BPS juga mencatat bahwa produksi padi pada tahun 2023 sebesar 53,98 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan 1,40 persen atau sekitar 770 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini juga disebabkan oleh penurunan luas panen yang terdampak El Nino. BPS memprediksi bahwa penurunan produksi ini masih akan terjadi pada periode Januari-April 2024.
Baca Juga: Harga Beras di Pasar Garut Mulai Turun, Segini Harganya
Luas panen padi pada tahun 2023 mencapai 10,21 juta hektar, mengalami penurunan 0,24 juta hektar atau 2,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan luas panen padi ini juga dipengaruhi oleh kekuatan El Nino pada semester II/2023. BPS memprediksi bahwa luas panen padi pada Januari-April 2024 akan turun sebesar 16,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan prediksi BPS, potensi luas panen pada Maret 2024 mencapai 1,16 juta hektar, dan puncak panen diperkirakan terjadi pada April 2024 dengan luas 1,59 juta hektar.
Pewarta: Bas
Editor: Red
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues