“Kami melihat tindakan Ketua DPRD Garut tidak etis, seharusnya beliau menunjukkan empati, terutama saat mengetahui kondisi guru yang sedang mengalami sakit. Karena memang kondisinya tengah sakit,” jelasnya.
Fagar Garut akan mendorong DPP Partai Golkar melalui Dewan Etik untuk meminta penjelasan dari Euis Ida Wartiah dan memberikan sanksi yang sesuai.
“Jika tidak salah, ada PDLT di Partai Golkar,” tambahnya.
Fagar Garut mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa guru honorer yang tergabung dalam organisasi mereka bertujuan untuk menuntut keadilan terkait janji pengangkatan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Namun, selama aksi tersebut, telah terjadi ucapan yang tidak pantas dari seorang pejabat publik.
Sebelumnya, seorang guru honorer perempuan berupaya menyampaikan keluhannya secara langsung kepada Ketua DPRD Garut. Namun, saat ia turun dari kendaraan, Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, telah membuat komentar yang tidak pantas di depan guru-guru honorer tersebut.
“Saat turun dari kendaraan, bukannya mendekati, Ketua DPRD Garut malah mengeluarkan pernyataan yang seharusnya tidak dilontarkan, ‘Sok Sing Sae Nangisnya’ atau terbaik menangisnya, ini terjadi ketika di dalam ruangan dan dalam keadaan kesal,” ucap Fitri Fauziah, guru asal Cibalong, Garut Selatan di Locus Online.
Fitri menyampaikan bahwa ia duduk di dekat pintu masuk, sedang mengalami sakit lambung yang amat menyiksa.
Hingga saat ini, Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, sulit dihubungi untuk memberikan keterangannya.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues