LOCUSONLINE, GARUT – Berita kontroversi yang membuat heboh warga dimana ada dugaan oknum Kades di Limbangan, Kabupaten Garut Jawa Barat yang melakukan tindakan asusila dengan seorang perempuan asal Garut sehingga menimbulkan berbagai praduga dan spekulasi. Senin, 12 Agustus 2024
Isu ini mencuat setelah masyarakat merasa bahwa tindakan oknum Kades tersebut mengabaikan kepentingan publik demi kepentingan pribadi, bahkan dalam melancarkan aksinya oknum Kades di Limbangan menggunakan roda dua berplat nomor warna merah alias motor infenntaris dari negara untuk melayani masyarakat.
Dalam pengakuan mereka terdapat perbedaan, antara pengakuan sang perempuan dan si oknum Kades telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Sang perempuan mengaku bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum Kades terhadap dirinya layaknya hubungan suami dengan istri, sementara oknum Kades mengakui bahwa hanya mencium bagian bibirnya saja. Meskipun demikian tindakan yang dilakukan oknum Kades tidak pantas dilakukan kareana seharusnya Kades itu hadir sebagai pengayom masyarakat.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari oknum Kepala Desa yang terlibat dalam kasus ini, dan nomor kontaknya tidak aktif saat dihubungi. Komunikasi dengan oknum Kepala Desa juga sulit, baik oleh rekan jurnalis maupun sesama kepala desa.
Menurut salah satu Kepala Desa yang minta identitasnya dirahasiahkan menyebutkan bahwa nomor oknum kades tersebut susah dihubungi bahkan di grup WA APDESI Limbangan pun tidak ada respon.
“Memang benar nomor oknum Kades itu susah dihubungi bahkan di grup WA APDESI pun tidak ada respon,” ungkapnya.
Sementara Camat Limbangan, Guriansyah Sukiran, menyatakan bahwa pihaknya telah memanggil oknum Kades untuk klarifikasi langsung. Meskipun oknum Kades membantah tuduhan yang dialamatkan padanya, pihak camat telah memberikan saran agar melakukan klarifikasi untuk menghindari permasalahan yang lebih besar.
“Yang bersangkutan sudah kita panggil. Namun, membantah semua perbuatan yang sudah dituduhkannya,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, sudah memberi saran agar melakukan klarifikasi agar tidak menjadi persoalan yang lebih besar lagi.
“Keliatannya saat diberikan saran, “neugtreug”. Intinya, kami sudah memberikan arahan,” singkatnya.
Editor: Red