“Irigasi tersier ini perlu dilakukan normalisasi kembali agar air sungai Way Sekampung yang masuk ke irigasi tersier ini tidak secepat limpas seperti sekarang ini. Irigasi tersier ini telah mengalami pendangkalan sehingga air tidak lancar dan cepat limpas apabila sungai Way Sekampung banjir,” paparnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 312 rumah warga yang terendam banjir di Desa Bandan Hurip dan 38 rumah di Desa Pulau Tengah. Selain itu, 2.039 KK atau sekitar 6.091 jiwa di 13 desa lainnya juga lahan pertaniannya ikut terendam banjir.
Menko Pangan dan Bupati Lampung Selatan terpilih, Radityo Egi Pratama, langsung menyapa masyarakat sekitar dan meninjau sejumlah rumah warga yang terendam banjir serta lahan pertanian yang terdampak.
“Akibat jebolnya tanggul ini, maka air masuk ke permukiman warga. Tapi, alhamdulilah perbaikan sudah langsung dilakukan dengan mengerahkan sejumlah pekerja di bidangnya,” kata Radityo Egi Pratama.
Maman, seorang warga yang rumahnya dan sawahnya terendam banjir, mengungkapkan kesulitannya.
“Selain rumah, sawah saya yang luasnya 1,5 hektar juga terendam banjir akibat meluapnya sungai Way Sekampung. Umur tanaman padi milik saya sudah berumur 3 minggu, sudah terendam selama 12 hari ini. Maka padi tanaman saya sudah pasti membusuk. Masa panen akan mengalami kemunduran. Untuk menanam kembali saya harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah. Kemana saya harus mencari modal untuk tanam kembali,” tutup Maman dengan nada sendu.
Pewarta: Ridwansyah
Editor: Bhegin
