“Program Sekolah Rakyat dipromosikan sebagai pemutus rantai kemiskinan. Namun, untuk saat ini, rantai itu masih diikat oleh realitas sederhana: gedung darurat, fasilitas pinjaman, dan janji pembangunan permanen yang menunggu giliran.”
LOCUSONLINE, GARUT – Dengan penuh gegap gempita, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin meresmikan Sekolah Rakyat Rintisan di Balai Latihan Kerja (BLK) Samarang, Selasa (30/9/2025). Program yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini disebut sebagai “senjata pamungkas” untuk memutus rantai kemiskinan.
Ironisnya, sekolah yang ditugaskan menghapus kemiskinan ekstrem itu sendiri masih harus menumpang gedung pelatihan kerja. Janji pemerintah: bangunan permanen akan menyusul, entah kapan rampung.
Kepala BBPPKS Bandung, Iyan Kusmadiana, memuji percepatan program. Dari ide Februari, kini sudah ada 165 sekolah berdiri, 65 di antaranya serentak menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Luar biasa, kita beri applause untuk pemerintah kita,” ucapnya. Sebuah apresiasi yang terdengar seperti menepuk diri sendiri.
APBD Garut 2026 Turun Rp 436 Miliar, Sekda Ingatkan SKPD: “Kurangi Gaya, Fokus ke Rakyat”
Seleksi siswa dilakukan dengan merujuk data sosial ekonomi nasional. Dari 28 kecamatan, terkumpul 75 anak: 50 siswa SMP dan 25 siswa SD. Semua berasal dari keluarga kategori Desil 1 dan 2, alias kelompok masyarakat termiskin.
Orang tua mereka diantar ke lokasi, diberi fasilitas menginap semalam, lalu pulang sementara anak-anak mulai tinggal di asrama.
Dinas Sosial Garut menyampaikan terima kasih atas bantuan Kementerian PUPR dan Kemensos yang menyulap ruang-ruang BLK menjadi kelas, asrama, hingga ruang makan. Semua ini disebut sebagai “langkah awal” sambil menunggu pembangunan sekolah sungguhan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”