Nurdin menegaskan Fasum darurat disiapkan agar masyarakat tetap bisa beraktivitas “seadanya”. Kata kunci seadanya kata sakral bagi daerah yang terbiasa dengan bencana berulang dan pembangunan bertahap seperti episode sinetron tak berkesudahan.
Garut kembali menetapkan darurat, bukan karena ingin tampil dramatis, tapi karena realita tak memberi jeda. Sungai masih mengirim kiriman rutin, jembatan roboh bergiliran, dan warga dipaksa belajar mobilitas era baru: nyebrang pakai kuota manusia.
Di Garut, bencana datang berkala, solusi datang bertahap, perpanjangan datang otomatis. Pemerintah memastikan pemulihan berjalan, meski langkahnya mirip jembatan rawayan: bisa lewat, tapi pelan, dan jangan terlalu banyak berharap beban.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









