Tak hanya konsumen yang diaudit, jalur distribusi LPG subsidi juga bakal diberi pagar regulasi. Dari agen hingga sub-pangkalan yang selama ini jadi ruang abu-abu transaksi akan resmi terdata dan teratur.
“Aturan sebelumnya belum sampai ke sub-pangkalan. Nah itu nanti kita atur,” jelas Laode.
Dalam bahasa lapangan tak ada lagi alasan ‘harga dinaikkan karena motor antar capek’ tanpa bukti.
Pemerintah ingin LPG 3 kg kembali ke habitat aslinya: dapur rakyat miskin, bukan dapur granite premium. Tahun depan, antrean mungkin lebih singkat, tapi jeritan warganya lebih jelas terutama bagi mereka yang selama ini menikmati subsidi sambil parkir sedan Eropa.
Tabung melon siap ditegakkan kembali fungsinya: menyubsidi kebutuhan dasar, bukan mendukung gaya hidup masyarakat desil atas yang sekadar ingin hemat gas untuk bakar sosis Wagyu.
Subsidi mengerucut, data diperketat, distribusi diawasi ketat, yang benar-benar miskin akhirnya dapat prioritas, yang sok miskin dipersilakan upgrade tabung biru non-subsidi.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









