LOCUSONLINE, GARUT – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Garut tampaknya tak ingin demokrasi hanya dipelajari setelah rusak. Lewat program Bersama Siswa Garut Awasi Pemilu (Bersigap), lembaga pengawas pemilu ini menyasar pelajar sebagai pemilih pemula kelompok yang masih cukup polos untuk percaya bahwa suara rakyat memang dihitung, bukan sekadar dihias.
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Garut, Lamlam Masropah, mengatakan dalam enam bulan terakhir pihaknya telah mendatangi tujuh sekolah untuk memberikan edukasi pengawasan pemilu.
“Setengah tahun ke belakang sudah tujuh sekolah kita masuk untuk sosialisasi dan edukasi pengawasan pemilu, namanya Bawaslu Bersigap,” ujar Lamlam di Garut, Jumat. Melansir berita jabr.antaranews.com
Meski tahapan pemilu dan pilkada serentak telah rampung, Bawaslu Garut menegaskan kegiatannya belum ikut libur. Edukasi pengawasan tetap berjalan, seolah ingin memastikan demokrasi tidak hanya hidup musiman datang saat coblosan, lalu menghilang setelah pengumuman hasil.
Baca Juga : Menhan Ceramah Ancaman, Mahasiswa Diminta Jangan Kaget
Selain menyasar siswa, Bawaslu juga melakukan pengawasan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan (PDPB) yang dikerjakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Pengawasan ini memuat giat uji petik yang kami lakukan secara reguler untuk mengecek data pemilih secara sampling setiap triwulan,” kata Lamlam.
Langkah ini penting, mengingat daftar pemilih kerap menjadi arena senyap tempat hak pilih bisa tiba-tiba muncul, menghilang, atau salah alamat.
Melalui program Bersigap, Bawaslu Garut menanamkan pemahaman dasar soal hak pilih, prosedur pencoblosan, hingga peran pemilih pemula dalam mengawasi PDPB. Materi disampaikan kepada siswa berusia minimal 17 tahun pada 2025 usia legal untuk memilih, sekaligus usia rawan bingung saat berhadapan dengan baliho raksasa.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









