LOCUSONLINE, JAKARTA – Pakar Teknologi Plastik Pastikan Paparan Sinar Matahari Tak Picu Migrasi BPA: Pakar teknologi plastik, Oka Tan, menegaskan bahwa paparan sinar matahari tidak memicu migrasi Bisphenol A (BPA) dari galon ke air. Migrasi BPA baru terjadi jika kemasan terpapar pada suhu 70 derajat Celsius.
Dilansir dari ANTARA, pakar lulusan University of Applied Science Darmstadt Jerman itu memastikan bahwa tidak ada yang keliru dengan cara distribusi galon polikarbonat atau guna ulang di Indonesia. Meskipun galon didistribusikan di siang hari, migrasi BPA tidak akan terjadi jika suhu tidak mencapai 70 derajat.
“Kecuali nanti suhu kita di dunia pada siang hari sampai 70 derajat, nah itu ya lain persoalan. Tapi, sampai saat ini kan di Indonesia cuma 40 derajat, itu sudah maksimum,” kata Oka Tan.
Dia tidak memungkiri bahwa migrasi dapat terjadi jika suhu di atas 70 derajat Celcius, namun penggunaan galon polikarbonat telah melalui serangkaian tes, termasuk pemanasan untuk menguji ketahanan dan keamanan kemasan pangan tersebut.
Oka Tan menambahkan bahwa migrasi BPA tidak hanya terjadi karena terpapar panas saja, tetapi juga karena benturan atau gesekan keras yang terjadi, sehingga menyebabkan kerusakan pada kemasan pangan yang memicu keluarnya BPA. “Tapi, kembali lagi saya rasa dalam pendistribusiannya galon-galon ini sudah tidak ditumpuk dan dia sendiri-sendiri sudah sesuai aturan, sehingga gesekannya sangat minimal,” katanya.
Oka mengungkapkan bahwa negara dengan iklim tropis sebenarnya lebih cocok menggunakan galon kuat polikarbonat atau guna ulang dibanding Polyethylene Terephthalate (PET) atau galon sekali pakai, karena polikarbonat memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada PET.
