“Negara hemat miliaran dari remisi, tapi rakyat tetap boros keringat untuk sekilo beras, kemerdekaan ini milik siapa? Rakyat kecil di luar jeruji yang terus terhimpit, atau warga binaan yang tiap tahun dapat bonus potongan hukuman?”
LOCUSONLINE, GARUT – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 RI di Lapas Kelas IIA Garut tahun ini lebih meriah dari pesta rakyat. Sebanyak 673 warga binaan kebagian “kupon diskon masa tahanan”, alias remisi. Dari jumlah itu, 30 langsung bisa melenggang keluar gerbang dengan status bebas murni. 18/8
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, yang menyerahkan remisi secara simbolis, terlihat sumringah. Ia menyanjung kreativitas Lapas Garut yang sukses mengubah citra “tempat buangan” jadi “pabrik produktif”: ada kopi yang siap diekspor ke Timur Tengah, sabut kelapa yang melanglang buana ke Prancis, Korea, hingga Spanyol, sampai maggot yang jadi pakan ternak.
“Ini contoh nyata, narapidana saja bisa ikut program ketahanan pangan. Yang di luar lapas jangan kalah rajin,” ucap Syakur, seolah memberi sindiran halus bagi rakyat bebas yang masih menganggur.
Baca Juga : Wow Ada Pejabat Meriang: Polres Garut Naikkan Status Kasus Alih Fungsi Lahan Jadi Penyidikan
Kepala Lapas Garut, Rusdedy, tak kalah bangga. Ia menyebut remisi kali ini membuat negara hemat Rp 1,12 miliar. “Negara dapat diskon besar-besaran tanpa harus nunggu Harbolnas,” ujarnya sambil menyinggung bahwa sejak 2024 Lapas juga sudah jadi pionir pengolah sampah jadi maggot.
Tak berhenti di situ, Rusdedy menutup dengan jargon klise: komitmen perang melawan narkoba. “Alhamdulillah, kami sudah bersertifikat Bersih Narkoba dari BNN,” katanya seolah ingin memastikan publik percaya bahwa di balik dinding lapas, bisnis narkoba benar-benar sudah tamat.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”