Menurut Fungsional Penyelidik Bumi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian (ESDM), Oktory Prambada, morfologi menunjukan perubahan kelerengan dari landai langsung curam – terjal.
Selain itu, pemicu lain gerakan tanah ini akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari menyebabkan proses penjenuhan air akibat infiltrasi air (hujan) sebagai pemicu gerakan tanah.
“Gerakan tanah pada daerah ini mempunyai material batuan rombakan berupa bongkah bongkah lava dan batulempung yang mendominasi area lembah tidak bisa menyimpan air, hanya meloloskan air, dan bersifat kedap air sehingga pada awal kejadian hanya berupa banjir yang disertai lumpur,” tutur Oktory.
Pewarta: Laela
Editor: Red

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues