LOCUSONLINE, BANDUNG BERAT – Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Hadiat Kuswanto angkat bicara memberikan tanggapannya terkait permasalahan saluran irigasi DI Pasirangin yang tengah jadi sorotan dalam beberapa hari terakhir. Jumaat, 11 Juli 2024
Ketua GP3A, Hadiat angkat bicara bahwa persoalan sedimentasi yang terjadi di saluran DI Pasirangin sudah berlangsung cukup lama. Sebelum menjabat sebagai Ketua GP3A, Hadiat bersama Satgas Citarum Sektor telah berusaha meningkatkan debit air irigasi pada tahun 2019.
Ketua GP3A, Hadiat bersama masyarakat setempat berupaya untuk memaksimalkan aliran air irigasi DI Pasirangin agar arus air lancar secara maksimal.
Bencana longsor yang melanda beberapa titik saluran DI Pasirangin baru-baru ini, menyebabkan sejumlah lahan mengalami gagal panen.
Atas kejadian tersebut Ketua GP3A, Hadiat berkoordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat untuk menangani dampak bencana dengan cara bergotongroyong.
“Dengan dukungan UPT Pengairan, Dinas PUTR dan partisipasi masyarakat. Kami melihat kemajuan dalam peningkatan produktivitas lahan di 4 desa dibandingkan dengan tahun 2019,” ujarnya.
Sebelum petani meminta normalisasi saluran DI Pasirangin baru-baru ini, Hadiat telah mengajukan upaya tersebut dengan kebutuhan peralatan seperti empat kantong lumpur dan lainnya.
Hadiat menegaskan bahwa untuk mengatasi masalah sedimentasi di saluran DI Pasirangin, diperlukan tidak hanya normalisasi dengan alat berat, tetapi juga peralatan dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat.
“Dengan kelengkapan beberapa hal tersebut, saya yakin akan memberikan hasil yang positif,” ungkapnya.
Hadiat berharap kedepannya semua pihak terkait dan masyarakat di 4 desa dapat bersatu untuk merawat saluran DI Pasirangin.
Baru-baru ini, hasil musyawarah antara Dinas PUTR KBB dan ratusan petani mengarah pada langkah untuk mengurangi sedimentasi di saluran DI Pasirangin dengan menurunkan penggunaan alat berat.
Pewarta: Kamil
Editor: Red