“Kita berharap 90 hingga 100 persen keberhasilan,” kata Iwan. Sebuah optimisme yang meroket, meski fondasi masih menyentuh tanah berlumpur.
Sementara itu, Ketua BUMDes Ade Suryana turut larut dalam euforia. Ia menyebut semua proses berjalan lancar sejak Mei, dari tahap pelatihan hingga tahapan peresmian yang penuh suka cita, meski belum ada beras yang sampai ke meja makan warga.
“Sekarang sudah ada lahan kontrakan dari warga, sekitar 3 hektare. Setengah ditanami, sisanya masih dicangkul. Target kita ya semoga berasnya nanti bisa lebih murah,” harap Ade, yang seolah sedang menyiapkan kado ulang tahun, bukan program pangan.
Dengan semangat pengadaan dan harapan yang terus digiling, BUMDes Mandalasari Pasti kini bersiap menjadi aktor penting dalam narasi ketahanan pangan desa. Apakah ini akan menjadi kisah sukses atau sekadar perayaan atas gilingan kosong?
Hanya musim panen yang tahu jawabannya. (Kamil)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”