LOCUSONLINE, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya angkat bicara soal isu bocornya 4,6 juta data pribadi warganya. Bukan untuk minta maaf atau mengusut lebih dalam, tapi untuk menepis dan memastikan: semua baik-baik saja. Setidaknya menurut versi mereka. Senin, 28 Juli 2025
Akun misterius bernama “DigitalGhostt” sebelumnya mengklaim telah mengobrak-abrik sistem siber milik Pemprov Jabar, mencuri data jutaan warga, dan menjualnya dengan santai di forum gelap dunia maya. Tapi tenang saja, kata Kepala Dinas Kominfo Jabar, Adi Komar, itu semua cuma dongeng digital.
“Kami sudah telusuri dan tidak menemukan indikasi apa pun. Semua data aman, terkendali, dan tertata rapi seperti rak laporan yang belum dibuka sejak 2022,” ujar Adi, Minggu (27/7/2025).
Baca Juga : BPS Jabar Rilis Kemiskinan Turun, Pengangguran Naik: Wajah Ganda Jawa Barat
Pernyataan ini tentu melegakan. Setidaknya bagi pihak pemerintah. Publik, di sisi lain, masih bertanya-tanya: kalau data benar-benar aman, kenapa nama, NIK, alamat, hingga pekerjaan warga bisa muncul lengkap di forum gelap dengan label Pemprov?
Tapi Pemprov tak goyah. Bahkan Adi dengan percaya diri menyebut bahwa mereka telah menggunakan teknologi keamanan digital terkini, melakukan koordinasi lintas lembaga, dan rutin mengedukasi ASN agar tidak ceroboh klik tautan phishing yang berjudul “Cek THR Anda di Sini.”
“Kami siap menghadapi segala bentuk ancaman. Sistem kami terus ditingkatkan,” ujar Adi, tanpa menjelaskan apakah peningkatan itu sudah mencakup patch keamanan terakhir yang dirilis sejak serangan sebelumnya.
Sambil menyemprot rumor digital dengan racikan klarifikasi standar, Adi pun melempar imbauan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi tak terverifikasi. Dalam konteks ini, informasi yang tak disetujui pemerintah biasanya otomatis dianggap hoaks, bahkan jika hacker sudah memamerkan hasil rampasannya secara publik.
“Jangan mudah terpancing. Tetap tenang. Jangan ikut menyebarkan,” tutup Adi, seolah lupa bahwa keresahan publik bukan muncul dari kekhawatiran, tapi dari minimnya transparansi.
Sampai berita ini diturunkan, sang hacker belum mengunggah permintaan maaf atau klarifikasi. Tapi netizen tahu, di dunia digital, yang paling berisik bukan berarti paling benar. Dan yang paling tenang bukan berarti tidak sedang… panik. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”