Ia kemudian kembali ke kitab suci pertahanan: Pasal 30 UUD 1945 dan konsep Sishankamrata. Rakyat adalah garda pertahanan, ujarnya. Sebuah pernyataan yang terasa déjà vu rakyat selalu dijadikan tameng, tetapi jarang dilibatkan saat keputusan strategis diambil.
Meski menyebut NKRI dalam kondisi “terjaga dan terkendali”, Syafrie menutup dengan imbauan agar mahasiswa tetap waspada. Ancaman harus dikelola bersama, katanya, termasuk oleh perguruan tinggi.
Pesan jelasnya: negara aman, tapi jangan terlalu santai.
Kalimat yang secara halus memberi sinyal bahwa tidur nyenyak itu hak istimewa terutama kalau selimutnya bersih dari musuh.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”









