LOCUSONLINE – Ajudan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Kevin Egananta Joshua memenuhi panggilan sebagai saksi. Dia datang ke Polda Metro Jaya, pada, Jumat (13/10/2023).
Ia dijadwalkan diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian Tahun 2021. Dalam kasus ini Firli Bahuri diduga memeras mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Kevin tiba di Gedung Subdit V Tipidkor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada pukul 11.18 WIB. Dia menumpangi Mitsubishi Xpander berplat merah.
Dia mengenakan kemeja ungu dipadu celana bahan berwarna hitam. Terlihat menenteng map berwarna merah dan mengendong sebuah ransel berwana hitam.
Kedatangan menyedot perhatian awak media yang sudah menunggu sejak pagi tadi.
Kepada awak media, Kevin Egananta Joshua mengaku siap menghadapi pemeriksaan kali ini. “Siap,” ujar dia.
Lebih lanjut, Kevin mengatakan akan menjawab semua pertanyaan dari penyidik sebagaimana mestinya
“Nggak ada arahan apa-apa. Saya jawab aja,” kata Kevin.
Soal Kasus Pemerasan Firli Bahuri kepada Syahrul Yasin Limpo, Kapolda: Kami Akan Tuntaskan
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memastikan jajarannya akan menyelesaikan penyidikan kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Pol (Purn) Firli Bahuri kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Karyoto memastikan, setiap penanganan kasus yang sudah ditingkatkan ke penyidikan akan diusut hingga tuntas.
“Ya, kalau perkara sudah masuk, kita akan selesaikan,” ujar Karyoto di Polda Metro Jaya, Rabu (11/10/2023).
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak menyatakan status penanganan kasus dugaan pemerasan dalam jabatan yang dilakukan Ketua KPK Komjen Pol (Purn) Firli Bahuri terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL) naik ke tingkat penyidikan.
Syahrul Yasin Limpo diduga diperas Firli Bahuri berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Ade Safri mengatakan, sebelum meningkatkan status penanganan perkara ke tingkat penyidikan, pihaknya sudah lebih dahulu melakukan gelar perkara pada Jumat, 6 Oktober 2023 kemarin.
“Pada jumat tanggal 6 Oktober 2023 telah dilaksanakan gelar perkara untuk kepentingan peningkatan status penyelidikan ke tahap penyidikan dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan atau penerimaan gratifikasi atau penerimaan hadiah atau janji oleh pegawa negeri atau penyelenggara negara terkait penanganan masalah hukum di Kementan RI pada sekira kurun waktu tahun 2020 hingga 2023,” ujar Ade Safri di Polda Metro Jaya, Sabtu (7/10/2023).
Ade Safri mengatakan pihaknya menggunakan Pasal 12 huruf e atau pasal 12 huruf B, atau pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 65 KUHP.
Terbitkan Sprindik
Ade menyebut, dengan ditingkatkannya status penanganan perkara ke penyidikan, maka pihaknya akan segera menerbitkan surat perintah penyidikan untuk mengumpulkan bukti lanjutan berkaitan dengan kasus ini.
“Selanjutnya akan diterbitkan sprint penyidikan untuk lakukan serangkaian tindakan penyidikan menurut cara yang diatur undang-undang guna mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangknya,” kata Ade.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah tiga kali dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2021.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.
Dia mengatakan, pemeriksaan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk ketiga kali berlangsung pada Kamis (5/10/2023) sore.
“Di mana beliau telah dimintai keterangan untuk klarifikasi sebanyak tiga kali dan hari ini adalah yang ketiga kalinya beliau dimintai keterangan atau klarifikasi atas dugaan tindak pidana yang terjadi dan itu dilaporkan,” kata Ade di Polda Metro Jaya, Kamis (5/10/2023) malam.
Kasus Dugaan Pemerasan
Kasus dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK mencuat setelah Subdit V Tipidkor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menerima aduan masyarakat atau Dumas pada 12 Agustus 2023.
Ade menerangkan, pihaknya kemudian menerbitkan surat perintah penyelidikan pada 21 Agustus 2023 untuk melakukan menemukan unsur pidana terhadap peristiwa yang dilaporkan. Beberapa saksi dimintai keterangan sejak 24 Agustus 2023 sampai 5 Oktober 2023.
Totalnya, ada 6 orang telah dimintai keterangan ataupun klarifkasi oleh tim penyelidik Subdit V Tipidkor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Salah satunya adalah Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
“Tim penyelidik mulai melakukan undangan klarifikasi terhadap 6 orang sampai saat ini yang sudah kami minta keterangan maupun klarifikasinya salah satunya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. 5 orang lainnya driver maupun ADC beliau,” ujar dia.
“Dan saat ini proses penyelidikan sedang berlangsung, berproses,” Ade menandaskan. (*)
Liputan6
JANGAN LUPA IKUTI CHANEL YOUTUBE KAMI JUGA YA!