“Mata DPRD “Kelilipan”, Telinga “Nggak dengar”, Tangan “Nggak bisa teken surat”, Nurani “Sedang cuti tak terbatas”. GLMPK : “Kalau surat nggak dibaca-baca, ya sudah… kita kirim keranda mayat aja.” Simbol nurani pejabat yang ‘pamit tanpa kabar”
LOCUSONLINE, GARUT – Di tengah panasnya isu dugaan pelanggaran PT JIL, DPRD Garut tampak adem ayem. Mungkin karena kipas angin ruang rapatnya lebih kencang daripada semangat pengawasannya.
GLMPK, kelompok masyarakat kritis, akhirnya kehilangan kesabaran. Mereka tak lagi membawa spanduk, melainkan tiga keranda mayat bukan karena ada korban, tapi untuk mengubur nurani Ketua DPRD, Bupati, dan Sekda yang dianggap “mati suri” ketika berhadapan dengan pengusaha besar.
Surat-surat permintaan audiensi dikirim bertubi-tubi, tapi tak dibalas. Bisa jadi suratnya terselip di tumpukan proposal proyek atau dijadikan alas gelas kopi di meja rapat.
DPRD berdalih masih “proses pendalaman”. Entah yang didalami kasusnya atau kantongnya, tak jelas. Yang pasti, GLMPK siap mengerahkan massa, mengibarkan semangat vox populi vox dei, suara rakyat yang mungkin lebih nyaring dari pengeras suara di sidang paripurna.
Sementara itu, PT JIL tetap berdiri gagah, halaman supermarketnya masih mulus beraspal, dan genset besar berdengung tenang. Seolah hukum hanya berlaku bagi rakyat kecil, sementara untuk pengusaha besar cukup dengan senyum, jabatan tangan, dan rapat tanpa hasil. (Asep Ahmad)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”